Nganjuk – Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, Selasa (5/11) berkunjung ke Ponpes Al Ubaidah, Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur. Kunjungan tersebut diterima langsung oleh Habib Ubaidillah Al Hasany, Pengasuh Ponpes Al Ubaidah.
Habib Ubaid, sangat mengapresiasi kunjungan Khofifah tersebut. Menurutnya kehadiran Khofifah di tengah-tengah 600-an santri peserta tes dan diklat calon muballigh-muballighat LDII ini dapat memberikan pembekalan dan pengayaan materi diklat kepada mereka yang hanya berada 1 bulan di pondok tersebut.
“Kehadiran Bu Khofifah bagi kami sangat luar biasa. Beliau bisa memberikan pembekalan kepada ratusan santri, yang hanya sebulan di sini. Dengan demikian Bu Khofifah bisa memberikan pengayaan materi diklat,” papar Habib Ubaid.
Sementara itu, Khofifah saat berbicara di depan santri mengingatkan bahwa ada segmen strategis untuk digarap dalam hal dakwah, yaitu Generasi Z atau Gen Z. Menurut perempuan yang pernah menjabat sebagai Menteri Sosial ini, dakwah di kalangan Generasi Z atau kerap disebut generasi rebahan yang tak lepas dari gadget, akan sangat efektif bila dilakukan oleh kawan sebayanya melalui pesan-pesan dakwah.
“Dakwah di kalangan Gen Z sangat efektif apabila yang memberi nasehat adalah kawan sebayanya. Gen Z menyapa Gen Z. Para mubaligh-mubalighoh bisa menjadi penuntun mereka. Bila yang jadi tuntunan adalah teman akan semakin mudah,” ungkap Khofifah.
Khofifah menyoroti beberapa persoalan rumit yang dihadapi Gen Z baik terkait pendidikan maupun pekerjaan. Seringkali mereka kesulitan menyampaikan masalah-masalah tersebut dengan orangtua. Sehingga mereka lebih memilih untuk berbagi keluh kesah dengan kawan sebaya untuk mengurai masalah tersebut. Oleh karena itu, kawan sebaya yang memiliki bekal agama yang baik sangat penting agar mereka tidak akan melakukan sesuatu di luar koridor keagamaan.
“Dengan memiliki kawan sebaya yang memiliki bekal keagamaan yang baik, berakibat Generasi Z tidak lepas dari koridor agama. Mereka tidak akan melakukan sesuatu di luar dari koridor keagamaan,” ujar Khofifah.
Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 itu merasa senang karena berkesempatan mengunjungi kelompok-kelompok yang akan mengawal, mengantarkan, dan membimbing masyarakat, “Membangun karakter tidak bisa perseorangan, tapi kita harus menyiapkan kelompok-kelompok yang bisa membimbing, kemudian menggerakkan masyarakat untuk menjauhkan masyarakat dari kemungkaran,” tegasnya.
Ia juga mengajak para santri menggunakan dakwah dengan IT, terutama memanfaatkan media sosial. Dakwah semenit dengan media sosial bisa sangat efektif dibanding dakwah bil lisan, yang temponya cukup panjang, “Selain tidak bergantung pada tatap muka, media sosial bisa menjangkau jutaan orang meskipun dengan pesan rata-rata satu menit,” tutur Khofifah.
Ia pun mengajak santri untuk berlatih, membuat pesan dakwah semenit. Ia berharap para santri terus mengembangkan kemampuannya di bidang IT, agar pesan dakwah bisa langsung diterima masyarakat dengan mudah.